Minggu, 06 Februari 2011

Bunga Cempaka


bunga-cempakaSelama beberapa hari belakangan, setiap pulang malam-malam, saya selalu mencium bau harum di dekat tanaman Bira (Jw: Senthe, L: Alocasia macrorrhizos) di depan rumah saya. Tadinya sempat bertanya-tanya dalam hati, karena menurut sebagian orang, menanam senthe di depan rumah sama saja memindahkan lelembut yang ada di dalam rumah ke tempat yang baru tanpa mengurangi kenyamanannya karena mereka masih di teritori yang sama. Ah, itu kan tahayul!….

Ternyata bau harum itu berasal dari bunga cempaka (L: Michelia ~)…
Cempaka kecil cangkokan yang baru dua tahun lalu saya tanam di dekat si Alocasia ternyata sudah berbunga walaupun sudah lama saya lupa merawatnya.
bunga-cempaka-di-depan-rumah
Sependek yang saya tahu dan sepanjang yang saya punya, Michelia ada bermacam jenis (barangkali kurang lebih 50 macam), namun yang paling digemari ada dua yang lazim disebut cempaka putih dan cempaka kuning.
Cempaka kuning (Michelia champaca), di Aceh disebut bunga jeumpa, bunganya harum, ada yang berwarna putih, krem, kuning, bahkan oranye, dan bisa diambil minyaknya untuk bahan wewangian.
Cempaka putih (Michelia alba), di Jawa disebut kembang kanthil. Walaupun ini nama Latinnya bukan M. champaca, namun justru jenis ini yang lebih dikenal sebagai cempaka seperti yang saya tanam di depan rumah. Berbeda dengan cempaka kuning yang helaian bunganya agak tebal, si kanthil ini bunganya kecil-kecil, helaiannya tipis. Proses dari kuncup menuju mekar relatif cepat dan segeralah menyebarkan bau harum yang sangat terasa di sore, malam, dan pagi hari. Para penjual bunga menyukai bunga cempaka ini dalam keadaan kuncup menjelang mekar. Entah mengapa saya tidak tahu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar